Nonton movie21 Agen Poker Online Terpercaya di Indonesia

Thursday, September 13, 2018

Cerita Seks Birahi: Tersiksa Tapi Terasa Begitu Nikmat


Film Semi

Pak Anton segera menghentikan aksinya sejenak, sehingga Sasha langsung ambruk kelelahan di pagar balkon villanya.

“Ahh…” Sasha terengah-engah kelelahan sambil berusaha menghirup udara segar untuk mengistirahatkan sendi tubuhnya.

Seorang laki-laki paruh baya lalu keluar ke teras villa itu sambil membawa koran sore hari; ia segera duduk di sofa teras villanya, memasang earphone di telinganya untuk mendengarkan musik sambil membaca koran itu. Mungkin karena ia sangat berkonsentrasi membaca koran itu, ia tidak menyadari kalau Sasha sedang dipermainkan oleh Pak Anton tepat di sebelahnya.

Padahal apabila ia menoleh ke kiri, sudah tentu ia bisa melihat dengan jelas pemandangan Sasha yang sedang menungging kelelahan dengan tangan-tangan Pak Anton yang masih melekat di vagina Sasha. Pak Anton kembali mendapatkan ide licik. Mendadak tangannya kembali bergerak mengocok vagina Sasha tanpa aba-aba.

“Hymphh!” Sasha yang hendak menjerit segera menutup mulutnya dengan kedua belah tangannya sehingga suara jeritannya teredam.

Walaupun mabuk berat, setidaknya Sasha masih bisa mempertahankan akal sehatnya untuk tidak menjerit-jerit dihadapan Pak Halim, tetangga Pak Anton itu. Sarung tangan satin Sasha tampak cukup efektif untuk meredam suaranya. Pak Anton terkekeh-kekeh berusaha menahan tawa saat melihat Sasha menutup mulutnya.

“Lho? Kenapa kamu tutup mulut? Ayo dong, nyanyi lagi seperti barusan! Supaya didengar Pak Halim!” ejek Pak Anton lewat bisikan di telinga Sasha sambil mempercepat gerakan jarinya sehingga Sasha makin kewalahan menahan suaranya.

“Hhrmphh… mmmphh!! Mph!!” Suara-suara tertahan kian bergema didalam mulut Sasha. Walaupun tangannya kian erat menutupi mulutnya, namun Sasha tidak mampu untuk menahan suaranya lebih lama lagi, apalagi saat merasakan orgasmenya kian mendekat.

Suara-suara jeritan Sasha sesekali terdengar saat ada celah di jari-jari Sasha. Namun suara itu juga tidak begitu jelas terdengar. Andaikata Pak Halim tidak ada disitu, Sasha sudah pasti menjerit-jerit dengan keras karena kenikmatan di vaginanya itu.

Pak Anton terus berusaha untuk membuat Sasha takluk dan menjerit untuk mempermalukan Sasha, namun tetap saja Sasha bersikeras untuk menutup mulutnya. Anehnya, suasana tegang karena takut ketahuan justru memberikan dorongan seksual tersendiri bagi Sasha.

“HMPP…PPF!! MMM!!!” Dengan diiringi lenguhan tertahan yang keras, mata Sasha membelalak, seluruh otot tubuhnya menegang dan punggungnya melengkung ke atas.
Pak Anton terkejut saat jarinya tiba-tiba terasa terjepit oleh dinding-dinding vagina Sasha sebelum dibasahi oleh hangatnya cairan cinta Sasha yang mengucur dengan deras dari vagina Sasha.

Rupanya Sasha berhasil mencapai orgasmenya sekali lagi. Sasha menyandarkan kepalanya ke pagar balkon villa itu untuk beristirahat. Nafasnya tersengal-sengal karena kelelahan.

“Wah, hebat juga orgasmenya! Ayo, kita lanjut ke ronde dua!” Dengan penuh semangat, Pak Anton melucuti seluruh celananya sehingga penisnya yang besar langsung mengacung tegak dihadapan vagina Sasha yang masih tertungging lemas di pagar balkon.

Diolesinya penisnya dengan cairan cinta Sasha yang masih tersisa di telapak tangannya sambil sesekali mengurut penisnya, Pak Anton sesekali juga mencolek-colek vagina Sasha untuk mengambil cairan cinta Sasha untuk kemudian dipergunakannya cairan itu sebagai pelumas penisnya. Setelah beberapa lama, penis Pak Anton pun kembali berkilauan akibat olesan dari cairan cinta Sasha. Pak Anton segera merangkul pinggang Sasha sambil memposisikan kepala penisnya dibibir vagina Sasha.

“Ookh… Oohh!” tanpa sadar Sasha lupa untuk menutup mulutnya dengan tangan sehingga terdengarlah suara lenguhannya saat penis besar Pak Anton memasuki vaginanya.

Pak Anton terdiam sejenak karena sadar bahwa suara itu bisa saja terdengar oleh Pak Halim. Namun anehnya, Pak Halim masih sibuk membaca korannya dengan wajahnya yang tertutup lembar-lembar koran itu. Sepertinya earphone di telinganya disetel dengan volume yang tinggi sehingga ia sulit mendengar suara disekitarnya.

Belum puas mengerjai Sasha, Pak Anton menarik pinggang Sasha kearah kanan plafon itu sehingga kini posisi Sasha menungging tepat didepan balkon Pak Halim. Seolah hendak memamerkan caranya menggagahi pengantinnya itu kepada Pak Halim.

“Eeghmmm…” desah Sasha sambil sedikit menutup mulutnya kembali saat Pak Anton memajukan pantatnya perlahan sehingga penisnya semakin terbenam di dalam lubang pipis Sasha.

Sasha tidak merasa begitu sakit lagi karena lubang vaginanya terbuka lebih lebar sedikit akibat dionani dengan dua jari Pak Anton sebelumnya. Malah Sasha merasa nikmat sekali dengan sensasi gesekan antara dinding vaginanya dengan penis besar milik Pak Anton. Rasa sesak akibat diameter penis Pak Anton yang memenuhi rongga vagina Sasha juga memberi sensasi tersendiri yang merangsang syaraf-syaraf vagina Sasha.

“Hmmm…” Sasha mendesah pelan dengan mulut tertutup saat Pak Anton perlahan-lahan menarik keluar penisnya dari vagina Sasha hingga hanya tersisa pangkal penisnya yang masih terbenam dalam vagina Sasha. Rasa gesekan di klitoris Sasha yang tergesek saat penis itu ditarik mundur memberi sensasi rasa geli yang menggelitik tiap syaraf di vagina Sasha.

“MMMPH!” Sasha menjerit saat tiba- tiba Pak Anton menghentakkan pinggangnya maju kedepan sehingga penisnya langsung tertancap membenam hingga kedasar liang vagina Sasha.

Pak Anton lalu mencengkeram pinggang Sasha dan menggoyangkannya pelan-pelan sehingga penisnya mengaduk-aduk kemaluan Sasha. Pak Anton juga kembali memijat pinggang Sasha seperti sebelumnya sehingga Sasha semakin kewalahan akibat tambahan rasa nikmat yang mendera tubuhnya.

“Mmm… mmm… mmm…” Sasha hanya menggoyang-goyangkan kepalanya menahan rasa nikmat yang menjalari tubuhnya itu sementara kedua tangannya masih sibuk menutupi mulutnya dengan erat. Pak Anton membiarkan Sasha terbiasa dengan sensasi akibat goyangan pinggangnya selama beberapa menit sebelum ia tiba-tiba melepaskan pinggang Sasha.

“Hmm?” Sasha terkejut sesaat. Sasha segera menoleh kebelakang melihat Pak Anton dengan raut wajah kecewa karena kenikmatannya terhenti.

“Ayo, giliran kamu yang goyang!” perintah Pak Anton.

Tanpa ragu lagi, Sasha segera menggoyangkan pantatnya untuk mempermainkan penis Pak Anton dengan vaginanya. Pantat Sasha bergoyang naik-turun menarik keluar sebagian penis Pak Anton sebelum Sasha menghentakkan pantatnya mundur tiba-tiba sehingga penis Pak Anton langsung terbenam dengan cepat ke dalam vaginanya.

“Huaah… aagh… egh…” Pak Anton mendesah penuh kenikmatan saat merasakan rasa hangat dan lembut dalam vagina Sasha yang terus memainkan penisnya dengan goyangan-goyangan erotis pantatnya.

Pak Anton terus meresapi kenikmatan dalam rongga vagina pengantin cantiknya itu. Betapa bangganya Pak Anton saat mengingat kesuksesannya untuk mendapatkan layanan khusus dari liang vagina Sasha yang begitu banyak diincar oleh para lelaki di kantor mereka. Lama kelamaan, Pak Anton merasa bosan dengan goyangan Sasha walaupun penisnya terasa cukup nikmat.

Pak Anton sudah cukup bersabar dengan goyangan Sasha dari tadi untuk menarik perhatian Pak Halim yang dari tadi masih saja menempelkan matanya di koran. Harapannya untuk mempermalukan Sasha dengan cara mempertontonkan adegan dimana Sasha yang masih berbusana pengantin sedang memompa penisnya maju mundur kepada Pak Halim mulai sirna.

“Sialan si Halim itu! Padahal ada pemandangan bagus begini, malah koran yang dilihatnya! Dasar kutu buku tolol! Buta apa?!” umpat Pak Anton dalam hati.

Pak Anton yang sudah tidak sabar lagi segera mencengkeram pinggang Sasha dan menghentakkan pinggangnya dengan keras kedalam vagina Sasha.

“AAH!” Sasha menjerit keras.

Karena dilakukan secara mendadak, Sasha yang terkejut tanpa sadar melepaskan tangannya sehingga suara jeritannya meledak. Pak Anton yang kesal terus menghentak-hentakkan penisnya didalam vagina Sasha. Sasha tahu tangannya kini tidak akan cukup lagi untuk mehanan suaranya, sehingga Sasha tidak punya pilihan lain selain menyumpal mulutnya dengan kain slayer yang tersibak kewajahnya dan menggigit kain itu sekeras mungkin untuk menahan jeritan histerisnya yang siap untuk meledak kapan saja. Selama 5 menit, Pak Anton memompa penisnya keluar masuk dari vagina Sasha. Suara yang keluar dari mulut Sasha sudah tidak jelas sama sekali apakah itu suara desahan, jeritan atau erangan. Sasha benar-benar merasa tersiksa karena jeritannya tertahan dan rasa sakit di tenggorokannya akibat suaranya diredam paksa.

“Hrggh… Eerghh…” Pak Anton tidak bisa lagi berlama-lama menahan dirinya. Dengan diiringi sebuah hentakan keras ke dalam vagina Sasha, Pak Anton pun menggeram keras dan menyemburlah sperma Pak Anton kedalam vagina Sasha.

“Hmm… phh??” Sasha terkejut sejenak saat merasakan sperma Pak Anton menyemprot hingga ke dasar vaginanya. Pak Anton membiarkan penisnya tertancap kedalam vagina Sasha sejenak untuk mengeluarkan seluruh spermanya itu.

Saat penis itu tercabut dari vagina Sasha, tampak lelehan putih sperma Pak Anton ikut keluar dari celah-celah vagina Sasha yang masih menungging itu. Pak Anton tersenyum puas dan dibelainya tubuh Sasha. Namun tiba-tiba ia merasakan tubuh Sasha bergetar pelan seperti menggigil ssat membelai Sasha. Pak Anton dengan perasaan cemas segera melihat keadaan Sasha.

Betapa terkejutnya Pak Anton saat melihat wajah Sasha yang sudah berlinangan air mata sedang menangis sesunggukan dengan slayer yang masih tersumpal didalam mulutnya. Entah bagaimana, hati Pak Anton terasa sakit dan kasihan melihat Sasha yang tampak tersiksa itu.

Bagaimanapun juga ia menikahi Sasha atas dasar rasa cintanya pada wanita itu sejak dulu dan mungkin perbuatannya untuk balas dendam dengan mempermalukan Sasha sudah kelewatan sehingga malah menyakiti wanita yang dicintainya itu.

Pak Anton segera mengusap airmata dari wajah Sasha dan merangkulnya dari belakang. Dilepasnya slayer yang masih digigit oleh Sasha dengan pelan. Pak Anton bisa merasakan getaran tubuh Sasha dan juga peluh yang membasahi sekujur tubuh wanita malang itu.

layarkacaxxi

“Sha, maaf ya… Kamu tidak apa-apa kan?” tanya Pak Anton dengan penuh kekhawatiran.

Sasha yang masih sesunggukan hanya mengangguk pelan. Tanpa menghiraukan Pak Halim lagi, Pak Anton segera membimbing Sasha masuk ke dalam kamar mereka. Slayer, tiara dan kontak lens Sasha dilepas, Pak Anton lalu membaringkan Sasha di ranjang mereka tepat disamping Alyssa dan melepas sepatu Sasha.

“Kamu capek kan? Ayo tidur dulu ya.” Pak Anton segera menyelimuti tubuh Sasha dengan selimut dan membaringkan tubuhnya disamping Sasha. Sejenak Pak Anton merenungi kejadian hari itu dan apa yang telah dilakukannya dengan Sasha. Ekspresi puas tampak menghiasi wajahnya, walaupun ia juga agak menyesali perlakuannya pada Sasha barusan. Perlakuannya memang kelewatan.

Bagaimanapun juga Sasha pasti punya harga dirinya sendiri sebagai seorang wanita. Pak Anton lalu memutuskan untuk kembali minta maaf.

“Eh, Sha…” Saat Pak Anton menoleh ke wajah Sasha untuk meminta maaf sekali lagi,

Rupanya Sasha sudah tertidur lelap kelelahan. Wajah tidurnya tampak menawan bagaikan wajah malaikat, apalagi dengan gaun putihnya dan riasan pengantin di wajahnya yang semakin memperkuat kesan “angelic” dari tubuhnya. Pak Anton hanya tersenyum kecut sebelum akhirnya ikut tertidur sambil memeluk tubuh lembut Sasha.

Esok paginya, Pak Anton mendadak terbangun saat merasakan sensasi rasa hangat dan sesuatu yang lembut sedang mempermainkan penisnya. Rasanya penisnya seperti dikocok-kocok maju-mundur oleh sesuatu. Sesekali pula pangkal penisnya terasa basah dan geli saat digesek oleh sesuatu yang basah.

Pak Anton membuka matanya sejenak. Betapa terkejutnya dirinya saat melihat Sasha sedang menungging dihadapan selangkangannya sambil mempermainkan penisnya. Jari-jari tangan Sasha yang masih dibalut sarung tangan satinnya mengocok penis Pak Anton dengan lembut sambil sesekali menjilati dan menyentil-nyentil pangkal penis Pak Anton dengan lidahnya.

“Sa… Sasha?” tanya Pak Anton tidak percaya.

“Ooh, Sayaang… Akhirnya bangun juga… Aku sudah menunggu dari tadi, lhoo…” racau Sasha saat melihat Pak Anton terbangun.

“Apa-apaan kamu?!” bentak Pak Anton, namun Sasha tidak menggubris Pak Anton sama sekali. Ia masih saja sibuk memainkan penis Pak Anton dengan tangan dan mulutnya. Mata Sasha tampak sayu dan nafasnya masih saja memburu. Pak Anton akhirnya tahu kalau Sasha masih belum sadar dari mabuknya dan sudah tentu pengaruh dari obat perangsang itu. Namun Pak Anton heran, bagaimana mungkin Sasha bisa kembali bergairah seperti itu setelah sekian lama meminum wine itu. Normalnya, efek wine itu tentunya sudah hilang dari tadi.

“Mmm… enaakh… lebih enak dari Aldy… Besaar…” seloroh Sasha sambil mengelus-elus penis Pak Anton dan menjilatnya dengan pelan.

“Hooh… Hwooh…” Pak Anton mendesah nikmat saat tiba-tiba bibir Sasha menghisap-hisap penisnya.

“Mmm… hmm…” terdengar gumaman Sasha yang masih menghisap penis Pak Anton. Lidah Sasha ikut membelai-belai pangkal penis Pak Anton sehingga Pak Anton merasa lubang kencingnya seolah ditusuk-tusuk oleh jarum.

“Aah… enaak… Eh? Hentikan Sasha!” tiba-tiba Pak Anton tersadar dari buaian kenikmatannya itu. digesernya kepala Sasha sehingga kuluman Sasha terlepas dari penisnya.

“Apaa siih?” gerutu Sasha kesal.

“Siapa yang suruh kamu oral seks sekarang?! Ini masih pagi tahu!”

“Soalnya kamu curaang! Aku masih belum memberimu hadiah pernikahan kaan?!!” jawab Sasha dengan wajah merengut.

“Hadiah apa?!” tanya Pak Anton heran.

Sasha tidak menghiraukan pertanyaan Pak Anton. Ia segera melompat dan menangkap penis Pak Anton dengan kedua belah tangannya.

“Naah, ketangkap deeh! Dasar nakaal!” ujar Sasha seperti anak kecil.

Sasha segera mengulum penis Pak Anton kembali. Suara jilatan dan hisapan Sasha kembali bergema di kamar itu. Kini giliran Pak Anton yang kewalahan menghadapi Sasha. Rasa nikmat yang menjalari penisnya semakin menjadi. Liur Sasha sudah menetes-netes dipinggir bibirnya, namun Sasha masih saja bersemangat dalam menghisap penis Pak Anton.

“Sashaa! Sudaah! Hadiah apa yang kamu mau?!” kembali Pak Anton bertanya dengan kewalahan. Sasha pun akhirnya menghentikan kulumannya itu dan menatap wajah Pak Anton dengan sayu.

“Aku… mau memberimu keperawananku…” jawab Sasha pelan.

“Keperawanan? Bukannya kamu sudah tidak perawan dari tadi?” tanya Pak Anton bingung dengan dahi yang mengrenyit. Bukannya Sasha sudah tidak perawan sejak sebelum ia dinikahi tadi? Bukankah Aldy yang sudah memetik keperawanan Sasha sebelumnya? Pikir Pak Anton.

“Aah! Mas Anton bodoh deeh!!” Sasha kembali merengut. Kini Sasha membalikkan tubuhnya, mengangkat rok gaunnya dan menungging dihadapan Pak Anton sambil menguakkan bongkahan pantatnya sendiri sehingga lubang pantat Sasha tampak merekah dihadapan wajah Pak Anton. Pantat Sasha tampak mengkilat ditimpa cahaya mentari pagi yang menerobos kedalam kamar mereka.

“Ini… pantatku masih perawan kook!” ujar Sasha manja.

“Ayo doong! Ini hadiah dariku lhoo! Aku memang berencana untuk memberi keperawanan pantatku untuk Mas Anton dari kemarin!” goda Sasha seperti pelacur sambil menggoyang-goyangkan pantatnya yang montok itu, sehingga Pak Anton kini kembali menelan ludah. Siapa yang bisa menolak godaan seorang pengantin wanita secantik Sasha? Apalagi tawaran sukarela untuk mencicipi lubang pantat Sasha tidak datang setiap hari.

Pemandangan yang disajikan Sasha dihadapan Pak Anton segera membangkitkan kembali gairah seksual Pak Anton. Pak Anton segera beranjak bangun dari ranjangnya.

“Yaah… kok pergi siih?!” ujar Sasha yang masih menungging dengan nada kecewa.

“Sebentar sayang, aku mau minum dulu.” Jawab Pak Anton sambil mencari-cari wine yang tadi ditaruhnya diatas meja balkon itu supaya gairah seksualnya ikut bangkit untuk mengimbangi Sasha.

Pak Anton amat terkejut melihat wine yang tadinya masih penuh sekitar ¾ bagian, sekarang jumlahnya kurang dari setengah botol. Pak Anton melirik Sasha sejenak, dilihatnya wajah Sasha yang tampak dilanda nafsunya itu. Bahkan kini jari-jari lentik Sasha mulai mempermainkan liang vaginanya sendiri sambil mendesah-desah erotis.

“Eh Sha, kamu tadi minum wineku ya?” tanya Pak Anton curiga.

“Iyaah… memangnya kenapaa? Soalnya nggak ada air putihh… Winenya enakk… hhh… tadi kuminum 10 gelas… mmh… soalnya gelasnya kecil… siih…” desah Sasha.

Pantas saja! gerutu Pak Anton dalam hati. Akhirnya Pak Anton tahu penyebab mengapa Sasha bisa semabuk dan bergairah seperti itu. Wajar saja, semalam mereka mereguk sekitar 7 gelas kecil wine itu dan masih tersisa lebih dari setengahnya. Dengan dosis 5 gelas saja sudah cukup untuk membuat Sasha tergila-gila semalam. Apalagi dengan dosis berganda, wajarlah apabila akibatnya bisa sedahsyat itu untuk wanita yang gampang mabuk seperti Sasha.

Pak Anton hanya menggerutu sejenak sebelum meminum beberapa gelas kecil wine itu. Setelah merasa tubuhnya mulai bergairah, Pak Anton segera menghampiri Sasha yang masih sibuk beronani sambil menungging diatas ranjang. Segera Pak Anton memposisikan wajahnya ditunggingan Sasha. Dibenamkannya wajahnya di selangkangan Sasha sambil menjulurkan lidahnya ke vagina Sasha perlahan.

“Hya?!” Sasha kembali menjerit kecil saat lidah Pak Anton menusuk vaginanya.

Pak Anton segera mencengkeram pinggang Sasha dan membenamkan wajahnya di selangkangan Sasha. Dihirupnya aroma khas yang terpancar dari vagina Sasha sambil menyeruput cairan cinta Sasha yang menetes deras ikut membasahi sprei ranjang mereka. Hembusan nafas Pak Anton membuat bulu kuduk Sasha berdiri dan desahannya semakin keras saat klitorisnya kembali dipermainkan Pak Anton yang kali ini menyentil klitoris Sasha dengan lidahnya.

“Aah… aaw!!” Desah Sasha menggema diruangan itu.

Tubuh Sasha sudah sepenuhnya tidak terkontrol lagi karena takluk oleh nafsu birahinya. Pak Anton pun semakin bersemangat mencicipi vagina Sasha.

“Mommy?” tiba-tiba terdengar suara anak perempuan dari belakang tubuh Sasha dan Pak Anton.

“A… Alyssa?” Sasha terkejut sejenak saat mendengar suara itu. Pak Anton menoleh dan melihat Alyssa yang terbangun sudah terduduk dibelakangnya. Alyssa tampak kebingungan melihat posisi ibunya yang menungging dan wajah Pak Anton yang terbenam di selangkangan ibunya itu. Alyssa lalu berjalan mendekati Sasha, dilihatnya wajah merah padam Sasha yang sayu dan tampak kelelahan. Tentu saja balita seperti Alyssa tidak mengerti sama sekali apa yang sedang dilakukan oleh Sasha dan Pak Anton.

Pak Anton menghentikan aksinya karena ia tidak mau lagi mengerjai Sasha dengan berlebihan. Bahkan Pak Anton segera menurunkan kembali rok gaun Sasha untuk menutupi selangkangan Sasha.

“Aah! Kok berhenti siih!” gerutu Sasha.

“Sebentar Sha, Alyssa kan sudah bangun. Kita lanjutkan nanti saja!”

“Nggak mauu! Aku maunya sekarang!” tolak Sasha seperti anak kecil.

“Tapi Sha, Alyssa kan…”

“Biarin ajaa… Kalau nggak, nanti aku nggak akan mau main dengan Mas Anton lagi!” ancam Sasha. Mungkin karena mabuk berat dan pengaruh rangsangan di tubuhnya, Sasha tidak peduli lagi dengan kehadiran Alyssa. Ia juga sama sekali tidak cemas kalau Alyssa menonton adegan persetubuhannya nanti. Pak Anton merasa tidak perlu lagi menahan diri karena Sasha sendiri sudah sama sekali tidak peduli dengan harga dirinya. Tanpa menunggu lama, Pak Anton segera menyibakkan kembali rok gaun Sasha dan mencubit klitoris Sasha.

“AW!” Sasha menjerit di hadapan Alyssa, sehingga Alyssa tampak semakin kebingungan.

“Mom…my?” tanya Alyssa bingung dengan polosnya. Ia mengira Sasha kesakitan karena Sasha menjerit keras.

Pak Anton kembali beraksi, kini dijilatinya klitoris Sasha sambil kembali memasukkan jarinya kedalam vagina Sasha dan mulai mengocok liang vagina Sasha kembali.

“Ahh… oohh… Haaah…” kini wajah Sasha tampak memancarkan kelegaan dan kenikmatan di hadapan Alyssa.

Pak Anton terus bergantian antara mencubit klitoris Sasha ataupun menyentil-nyentil klitoris Sasha sehingga mimik wajah Sasha ikut berganti-ganti antara menikmati atau kesakitan dihadapan Alyssa. Raut wajah Alyssa semakin bingung melihat mimik muka ibunya itu. Mata Sasha yang merem melek ditambah dengan bibirnya yang meneteskan air liurnya dan lidahnya yang terus menyapu keluar akibat deraan gelombang kenikmatan yang menguasai tubuhnya kini terpampang jelas dihadapan putrinya sendiri yang tampak kebingungan karena belum pernah melihat raut wajah ibunya seperti itu.

Normalnya, Sasha pasti akan segera menghentikan tontonan yang amat tidak pantas untuk dilihat bagi balita yang polos seperti Alyssa. Namun akibat rangsangan obat yang diminumnya dengan wine itu, sekarang otak Sasha hanya terfokus untuk menggapai kenikmatan seksualnya sendiri tanpa menghiraukan pandangan Alyssa sama sekali. Sensasi kenikmatan di vaginanya benar-benar merasuki tubuh Sasha yang sekarang juga amat sensitif akibat pengaruh obat perangsang itu. Malah Sasha juga merasa semakin terangsang saat persetubuhannya dilihat oleh anaknya sendiri.

“Alyssa, ayo sini ke tempat om!” ujar Pak Anton tersenyum sambil menggendong Alyssa ke pangkuannya. Sehingga kini Sasha memamerkan kewanitaan dan pantatnya dihadapan Pak Anton dan anaknya sendiri. Pak Anton lalu memegang tangan mungil Alyssa dan mengeluarkan jari telunjuk dan jari tengah milik balita mungil itu.

“Nah, ayo… om kasih tahu apa yang paling disuka mamamu!” Ujar Pak Anton sambil membimbing tangan Alyssa kearah vagina Sasha.

“Ugh!” Sasha menjerit saat merasakan vaginanya ditusuk oleh sesuatu yang kecil. Sasha akhirnya menyadari kalau jari-jari mungil Alyssa sudah terbenam ke dalam vaginanya.

“Baguus! Alyssa memang pintar! Sekarang, ikutin gerakan tangan om ya!” puji Pak Anton sambil memegang pergelangan tangan Alyssa dan menggerakkannya maju-mundur dengan pelan sehingga jari-jari tangan Alyssa menghunjam vagina ibunya berulangkali.

“Wah! Aach! Aww!” Sasha mendesah-desah saat jari-jari mungil Alyssa mempermainkan vaginanya. Tubuh Sasha tampak terhentak pelan mengiringi hunjaman jari putrinya sendiri di vaginanya. Alyssa yang polos sama sekali tidak tahu apa yang sedang dilakukannya itu. Alyssa malah tampak senang dan tertawa-tawa saat melihat tubuh ibunya terhentak sambil mendesah nikmat akibat permainan jarinya itu. Ia mengira perbuatannya itu semacam permainan yang menyenangkan. Pak Anton sesekali melepaskan tangan Alyssa dan Alyssa terus saja menggerakkan jarinya maju mundur divagina Sasha.

“Gimana rasanya, Sha? Main dengan Alyssa enak kan?” ejek Pak Anton.

“Ooh.. oh… aah… Alyssaa… ahh… Alyssa… enaak… terus… sayaang…” Racau Sasha penuh kenikmatan. Sasha tidak mempedulikan ejekan Pak Anton lagi. Jari-jari mungil Alyssa yang sesekali bergerak saat menghunjam vaginanya menjelajahi ruang hangat vagina Sasha memberi Sasha reaksi tersendiri yang luar biasa. Apalagi mengingat kalau vaginanya sedang dipermainkan anaknya sendiri, sama sekali tidak membuat Sasha merasa malu, malah Sasha semakin terangsang berat akibat permainan itu.

“WAAAH… HAAH…AAKH!!!” Sasha menjerit sekeras-kerasnya saat seluruh syaraf tubuhnya menegang keras. Tanpa bisa dibendung, cairan cinta Sasha langsung muncrat tanpa ampun kejari-jari Alyssa. Alyssa terdiam sejenak karena kaget mendengar suara jeritan Sasha dan semburan cairan cinta ibunya itu. Kepala Sasha langsung ambruk kembali ke ranjang setelah mendapat orgasme yang luar biasa itu, namun ia masih dalam posisi menungging sehingga bagian atas tubuhnya kini tertumpu pada kedua dada indahnya itu yang kini seperti bantalan yang terjepit diantara tubuhnya dan kasur empuk itu untuk menahan tubuhnya.

Film Bokep

“Hehehe… lumayan deh!” Pak Anton terkekeh-kekeh puas setelah berhasil mengerjai Sasha sambil mengacungkan jari-jari Alyssa yang berkilat akibat cairan cinta Sasha dan menjilat-jilati jari Alyssa.

“Bagus sekali, Alyssa! Kamu memang pintar!” kembali Pak Anton memuji Alyssa sambil mengelus kepala anak yang lugu itu. Alyssa hanya tertawa saat Pak Anton membelainya tanpa mengerti kalau ia baru saja diperalat untuk melakukan hal yang amat terkutuk. Alyssa lalu didudukkan disebuah kursi bayi dan dipasangkan ikat pinggang supaya tidak jatuh. Setelah memastikan kalau Alyssa sudah aman, Pak Anton segera kembali menghampiri Sasha yang masih menungging tak berdaya diatas ranjang itu.

“Oke, Sasha! Sekarang giliran saya ya! Saya mau menagih hadiah dari kamu!” pungkas Pak Anton sambil mengangkat sedikit pinggang Sasha. Kali ini diposisikannya pinggang Sasha agar lubang pantat Sasha berada tepat dihadapan penisnya yang mengacung tegak.

“Tenang saja! Saya akan bersikap lebih lembut kali ini, supaya kamu tidak merasa tersiksa lagi.” Janji Pak Anton pada Sasha.

Pak Anton kembali mencolek-colek cairan cinta di vagina Sasha untuk kemudian diusapkannya di lubang pantat Sasha sebagai pelumas. Setelah merasa siap, Pak Anton menguakkan kedua bongkahan pantat Sasha dan menyentuhkan ujung penisnya dilubang pantat Sasha. Pak Anton mulai mendorong maju pinggangnya dengan pelan.

“Heghh…” Sasha merintih kecil saat merasakan lubang pantatnya terbuka sedikit untuk menerima penis Pak Anton.

“AAAAKH!!!” dengan disaksikan oleh Alyssa, Sasha menjerit pilu saat penis Pak Anton yang besar itu menerobos masuk lubang pantatnya hingga penis besar itu terhunjam sepenuhnya kedalam lubang pantat Sasha dan lenyaplah keperawanan anal milik Sasha. Air mata Sasha langsung menetes akibat rasa perih yang tak terkira melanda anusnya.

“Hoaah…” Pak Anton menghentikan sejenak gerakannya untuk meringankan rasa sakit yang melanda Sasha. Sekaligus merasakan sensasi hangat dan lembut didalam lubang pantat Sasha. Jepitan otot pantat Sasha yang begitu erat memberi rasa nikmat bagi Pak Anton, seolah bersetubuh dengan seorang perawan. Ya! Bagi Pak Anton, peribahasa “tak ada rotan, akar pun jadi” amat berarti saat itu. Karena walaupun tidak bisa menikmati keperawanan vagina Sasha, toh tidak ada salahnya bagi Pak Anton untuk mendapatkan keperawanan pantat Sasha yang tak kalah nikmatnya.

“Sasha, kenapa? Sakit ya?” Pak Anton bertanya pada Sasha dengan nada sedikit cemas.

“I… iya… shhh… sebentar ya…” jawab Sasha pelan sambil menghela nafas. Sasha berusaha menghirup udara sejenak dan menyesuaikan dirinya dengan posisi Pak Anton. Rasa sesak dan perih dilubang pantat Sasha pelan-pelan menghilang. Tidak seperti tadi, kali ini Pak Anton berusaha untuk memberi rasa nyaman bagi Sasha. Sementara itu, Alyssa hanya terduduk sambil melihat adegan persetubuhan ibunya itu.

“Bagaimana? Sudah enak?” tanya Pak Anton.

“Mmm… Tapi jangan keras-keras ya…” jawab Sasha sambil menanggukkan kepalanya.

Pak Anton mulai menggerakkan pinggulnya perlahan-lahan sehingga penisnya tertarik keluar hingga tersisa pangkal penisnya saja sebelum kembali menggerakkan maju penisnya dengan pelan kedalam pantat Sasha. Gerakan pelan itu memang disengaja untuk memberi rasa nyaman bagi Sasha. Saat penis Pak Anton sudah terbenam sebagian besar, Pak Anton segera menghentakkan pinggangnya mendadak sehingga muncul rasa perih yang tiba-tiba menyengat anus Sasha.

“Aw!” jerit Sasha saat pantatnya serasa tertusuk oleh jarum raksasa ketika Pak Anton menghentakkan pinggangnya, menghunjamkan seluruh penisnya kedalam anus Sasha.

“Tahan ya, Sha! Lama-lama juga enak kok!” bujuk Pak Anton. Sasha hanya mengangguk pelan. Pak Anton terus menggerakkan penisnya maju mundur dengan pelan sambil meresapi nikmatnya jepitan erat dari otot pantat Sasha.

Benar saja, lama kelamaan rasa sakit dan perih di pantat Sasha mulai berganti dengan rasa geli sedikit perih yang nikmat. Syaraf-syaraf anus Sasha mulai terbiasa dengan gerakan penis Pak Anton dan hentakan mendadak dari Pak Anton yang sekarang mengirimkan gelombang kenikmatan tiada taranya kesetiap simpul syaraf Sasha. Suara rintihan Sasha pelan-pelan berganti dengan suara desahan penuh kenikmatan.

“Aagh… awwh… hhh…” Sasha tampak megap-megap merasakan sensasi nikmat yang melanda anusnya. Saat merasa Sasha sudah terbiasa dengan gerakannya, Pak Anton langsung mempercepat gerakan pinggulnya sehingga penis Pak Anton menghunjam keras kedalam anus Sasha. Suara tumbukan antara pinggang Pak Anton dan bongkahan pantat Sasha menggema didalam kamar mereka.

Pak Anton kembali menuangkan wine ke gelasnya sendiri dan menyodorkan gelas itu ke Sasha. Sasha yang kehausan akibat terus menjerit-jerit sejak disetubuhi Pak Anton segera meminum wine itu. Saat melihat wine digelas itu habis, Pak Anton segera menuangkan wine itu lagi untuk diminum Sasha. Sasha terus direcoki dengan wine yang dicampur obat perangsang itu sehingga kini Sasha semakin mabuk dan terhanyut dalam gairah seksualnya.

“Aah… en…naak… ooh…” desah Sasha.

“Enak ya, Sha? Kamu suka?”

“I…yaah… ookh…”

“Sasha, kamu suka yang mana? Di vagina atau pantat kamu?” tanya Pak Anton.

“Aaahh… sama sajaa… dua-duanya enaak…” celoteh Sasha.

“Mas Antoon… Maas… suka yang manaa? Vagina… atau pantatnya Sashaa?” tanya Sasha manja seperti seorang pelacur.

“Hmm… Aku sih lebih suka pantatmu, Sha. Soalnya vagina kamu sudah bekas si Aldy! Lagipula pantat kamu masih rapat seperti perawan, hehehe…” jawab Pak Anton cengengesan.

“Kalau begituu… mulai hari ini… lubang pantatnya Sasha… jadi milik Mas Anton… yaa? Terserah Mas Anton mau bagaimanaa ajaa… Pasti Sasha nurut deeh…”

Hati Pak Anton langsung berbunga-bunga mendengar tawaran Sasha bahwa mulai saat ini pantat Sasha bebas untuk digunakannya sesuka hati.

“Boleh! Boleh! Pokoknya mulai sekarang pantatmu hanya untuk aku saja! Jangan sampai disentuh si Aldy ya!” jawab Pak Anton sesegera mungkin.

“Iyaah… hhh… Maas…” jawab Sasha pelan.

Pak Anton dan Sasha terus bersetubuh di hadapan Alyssa. Alyssa yang tidak mengerti dengan pemandangan dihadapannya hanya diam sambil mengisap-isap jarinya. Sasha sama sekali tidak peduli dengan tatapan Alyssa, mulutnya sibuk mendesah sambil meresapi rasa nikmat di anusnya. Sesekali Pak Anton memukul bongkahan pantat Sasha yang langsung disambut dengan jeritan Sasha dihadapan Alyssa. Sasha sendiri merasakan pengalaman seks yang luar biasa dengan Pak Anton. Biasanya saat bersetubuh, Aldy lebih suka gaya konvensional yang seringkali membuat Sasha bosan. Lain halnya dengan Pak Anton yang selalu punya banyak cara untuk menaikkan gairah seksual Sasha. Walaupun sebenarnya gairah seksual Sasha juga banyak terbangkitkan oleh wine yang ia minum.

“Aahh…Maas…” panggil Sasha pelan.

“Ya, sayang?” jawab Pak Anton

“Sudah… mau sampai, maas… tolong… aah…” pinta Sasha saat merasakan orgasmenya membayang.

“Oke… tahan ya, sayang… Aku juga mau sampai. Erhm…” ujar Pak Anton sambil menggeram sejenak. Penis Pak Anton ditarik keluar perlahan hingga tersisa ujung penisnya saja dan tiba-tiba Pak Anton merebahkan dirinya di ranjang. PLOOP! Terdengar suara pelepasan yang becek antara penis Pak Anton dan lubang pantat Sasha.

“OOH!” Sasha langsung melenguh keras dan kembali roboh diatas ranjangnya.

Dengan sigap, Pak Anton segera bangkit dan berlutut kembali dihadapan tunggingan Sasha. Penisnya sekarang dibenamkan langsung ke vagina Sasha dan Pak Anton segera menggerakkan pinggang Sasha maju mundur hingga penisnya terhentak-hentak dalam vagina Sasha.

“AAH! Ah! Aah!” Sasha menjerit-jerit histeris karena sensasi kenikmatan gesekan penis Pak Anton di vaginanya.

“Sha… Aku mau keluar… sebentar lagi…” ujar Pak Anton terbata-bata merasakan penisnya yang siap mencapai puncak kenikmatannya sekali lagi.

“Ooh! Yaah! Ayo Mass… keluarkan di vagina Sasha lagii… supaya… Sasha hamiil…” seloroh Sasha yang juga terpengaruh oleh gejala orgasmenya.

“Iyaah… Sashaa…” Pak Anton yang mendengar bahwa ada kesempatan baginya untuk menghamili Sasha semakin buas menghentakkan penisnya itu. Bayangan akan seorang buah hati yang akan dilahirkan oleh Sasha hasil dari pernikahan dengannya, membuat Pak Anton kian bersemangat.

“AAAH! HAAH! MAS ANTOON…” Sasha melolong keras saat ledakan orgasme kembali menghantam tubuhnya untuk kesekian kalinya. Tubuh Sasha langsung mengejang kaku dan dinding vaginanya terasa menjepit dan meremas penis Pak Anton sekuat mungkin. Sasha kembali tumbang kelelahan setelah orgasme dengan hebat dua kali berturut-turut. Tubuhnya terasa lemas tanpa tenaga sama sekali dan Sasha pun segera tertidur kelelahan setelah melayani Pak Anton selama hampir 2 jam. Cairan bening ikut menetes keluar dari vagina Sasha yang masih tersumbat penuh dengan penis Pak Anton, pertanda bahwa Sasha baru saja mengalami orgasme.

“HHRMH!” Pak Anton yang sudah tidak tahan akibat sensasi jepitan di vagina Sasha, segera menggeram dan membenamkan penisnya hingga kedasar vagina Sasha.

Akhirnya disemprotkannya cairan spermanya kedalam rahim Sasha, beberapa saat setelah Sasha mengalami orgasme. Untuk beberapa saat, Pak Anton meresapi kenikmatan ejakulasinya didalam rahim Sasha sebelum melepaskan penisnya dari vagina Sasha dengan pelan.

Pak Anton meluruskan dan membalikkan tubuh Sasha yang terlungkup. Sehingga Sasha kini terbaring di hadapannya. Pak Anton tersenyum melihat wajah Sasha yang tertidur.

Pak Anton lalu memberikan sebuah bantal dikepala Sasha dan merapikan kembali penampilan Sasha. Tidak lupa, diaturnya posisi tidur Sasha senyaman mungkin agar Sasha bisa beristirahat.

“Hwaaa… Waaa!!” tiba-tiba terdengar suara tangisan Alyssa.

Pak Anton yang masih telanjang segera tergopoh-gopoh menghampiri balita kecil itu. Sesaat Pak Anton bingung karena tangisan Alyssa. Namun ia segera melepas pengaman Alyssa dan digendongnya putri Sasha itu keatas ranjang tempat ibunya tertidur lelap. Alyssa lalu didudukkan disamping Sasha. Mungkin karena merasa lebih aman didekat ibunya, Alyssa pun pelan-pelan menghentikan tangisannya. Alyssa lalu merangkak mendekati tubuh ibunya itu.

“Mommy?” kembali Alyssa memanggil Sasha sambil menepuk-nepuk tangan Sasha. Pak Anton pelan-pelan menjauhkan Alyssa dari ibunya untuk memberi kesempatan bagi Sasha untuk tidur.

“Alyssa, jangan ganggu mamamu ya? Biarkan mamamu istirahat ya?” pinta Pak Anton dengan pelan sambil menggendong Alyssa kearahnya. Alyssa hanya melihat wajah Pak Anton dengan raut wajah polosnya yang tersenyum. Mata Alyssa sejenak mengingatkan Pak Anton dengan mata indah Sasha.

“Alyssa, mau nggak punya adik?” tanya Pak Anton pada Alyssa. Seolah mengerti akan perkataan Pak Anton, Alyssa tertawa riang sambil menepuk-nepukkan kedua tangannya.

“Yaa, Alyssa memang anak yang pintar! Kalau begitu, biarkan mamamu istirahat ya? Supaya Alyssa nanti bisa dapat adik bayi yang lucu! Nah, ayo main dengan om, ya!” bujuk Pak Anton.

Alyssa hanya tertawa-tawa riang sementara Pak Anton memakai pakaiannya sebelum menggendong anak itu keluar kamar, meninggalkan ibunya yang masih tertidur. Beberapa jam kemudian, Sasha terbangun dari tidurnya. Sayup-sayup ia mendengar suara tawa Alyssa dari arah taman. Sasha segera beranjak kearah balkon dan dilihatnya Pak Anton sedang duduk di ayunan kecil di taman villanya dengan Alyssa disampingnya. Sasha tersenyum bahagia saat melihat Alyssa tampak senang bermain-main dengan sebuah bola yang diberikan oleh Pak Anton sambil berayun-ayun di ayunan itu.

“Nah, lihat! Siapa yang sudah bangun!” ujar Pak Anton sambil mengarahkan pandangan Alyssa ke balkon. “Mommy! Mommy!” Alyssa semakin tertawa lebar saat melihat ibunya itu. Tangannya melambai-lambai kecil seolah memanggil Sasha untuk ikut bermain bersama. Sasha segera turun ke taman villa itu tanpa sempat mengganti busana pengantinnya yang dikenakannya dari kemarin sore. Sesampainya di taman, Sasha segera berjalan cepat menghampiri suami dan anaknya itu.

“Akhirnya bangun juga! Alyssa sudah kangen nih!” ujar Pak Anton seraya menyerahkan Alyssa kedalam gendongan Sasha. Sasha hanya tersenyum melihat keakraban Pak Anton dan putrinya itu. Pak Anton bisa melihat kalau pengaruh wine itu sudah sepenuhnya hilang dari diri Sasha.

“Ayo, duduk dong! Kan capek berdiri terus!” Pak Anton menggeserkan diri dan memberi tempat duduk untuk Sasha di ayunan itu.

“Emm… jangan dulu ya, Mas?” pinta Sasha sambil tersenyum manis.

“Lho, kenapa?”

“Masih sakit nih…” jawab Sasha pelan sambil tersipu malu saat melirik kebagian belakang-bawah tubuhnya. Pak Anton tertawa kecil mendengar jawaban Sasha. Wajar saja karena pantat Sasha baru saja diperawani sehingga pasti terasa agak sakit kalau duduk di kursi ayunan yang terbuat dari besi.

“Ya, sudah! Kutemani kamu dan Alyssa jalan-jalan di taman saja ya? Nggak sakit kan, kalau jalan?” tanya Pak Anton. Sasha menggeleng dan tersenyum sambil meraih pergelangan tangan Pak Anton.

“Sha, kamu nggak mau ganti baju dulu nih? Kalau dilihat tetangga gimana?” tanya Pak Anton.

“Hihi… ya sudah, nggak apa-apa kok! Kita kan pengantin baruu!” jawab Sasha ceria.

Pak Anton tersenyum dan segera menyambut uluran tangan Sasha. Mereka pun bergandengan dengan mesra sambil berjalan disepanjang di taman itu.

Mereka lalu tiba di paviliun tempat mereka menikah kemarin. Pak Anton lalu memeluk tubuh Sasha, yang sedang menggendong Alyssa, dari belakang. Sasha hanya tertawa kecil dan tersenyum bahagia saat dipeluk oleh Pak Anton.

“Sha, bagaimana kalau kamu nanti hamil? Apa kamu mau punya anak dari saya?” tanya Pak Anton

“Kok Mas Anton tanyanya begitu sih? Mas Anton kan suamiku juga.” jawab Sasha lembut.

Jawaban Sasha itu langsung memberikan ketenangan yang tak terkira bagi Pak Anton. Betapa bahagianya dirinya karena akhirnya berhasil mendapatkan hati wanita dambaan hatinya itu, apalagi wanita itu sekarang mau menerima dirinya seutuhnya. Bisa dikatakan kalau benih-benih cinta yang ditaburkannya dalam hati Sasha kini telah seutuhnya bersemi dan mekar didalam relung hati Sasha.

“Eh, Mas! Kalau saya hamil dan anaknya nanti perempuan, saya beri nama Anissa ya?” usul Sasha tiba-tiba.

“Lho? Kenapa Anissa?” tanya Pak Anton heran.

“Soalnya nama Alyssa kan dari gabungan namaku dan Aldy! Aldy-Sasha, jadinya Alyssa… kalau begitu, Anton-Sasha, jadinya Anissa doong!” canda Sasha.

Download Bokep

“Hahaha… Kamu bisa saja! Terserah kamu saja, sayang! Hahaha!” Pak Anton tertawa sambil membelai kepala Sasha. Alyssa juga ikut tertawa dalam gendongan Sasha saat melihat kedua orang tuanya itu tampak bahagia.

Saat itu adalah saat yang paling membahagiakan dalam hidup Pak Anton karena ia telah mendapatkan sebuah keluarga baru yaitu Sasha dan putrinya, Alyssa. Pak Anton tidak peduli bahwa Sasha adalah istri sah Aldy ataupun ikatan mereka hanya sebatas kawin kontrak semata.

Demikian pula dengan Sasha yang kini menyadari betapa dalamnya cinta Pak Anton pada dirinya yang jauh melebihi rasa cinta yang diberikan oleh Aldy. Bagi mereka saat ini, ikatan mereka sudah layak bagi sepasang suami-istri yang saling mencintai, dimana mereka akan terikat dan setia satu sama lain dalam pernikahan mereka selama-lamanya.

TAMAT